Peranan Pendidikan Jasmani dalam Pembentukan Insan yang Melek Jasmaniah dan Berkarakter
Oleh: Hikmah Abrar, S.Pd PENDIDIKAN jasmani merupakan sebuah mata pelajaran yang diberikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah. Sebagai mata pelajaran yang diberikan di semua jenjang pendidikan, pendidikan jasmani (penjas) memiliki kedudukan yang menguntungkan dan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan anak. Tidak seperti mata pelajaran lainnya yang ada di sekolah, penjas menitikberatkan perhatian pada ranah psikomotor, walaupun tidak mengabaikan perhatian pada ranah kognitif dan afektif. Kedudukan dan fungsi yang demikian tinggi menantang setiap guru penjas harus menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan, menggembirakan, dan mencerdaskan bagi anak. Proses demikian akan terwujud bila guru penjas memiliki pengetahuan dan kemampuan yang memadai, terutama dalam metode pembelajarannya. Menurut Undang-Undang SKN Nomor 3 Tahun 2015 Pasal 4, fungsi dan tujuan olahraga adalah sebagai berikut: 1) Mengembangkan kemampuan jasmani, rohani, sosial, dan membentuk watak kepribadian bangsa; 2) Memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, serta peningkatan nilai-nilai (disiplin, sportif, dll); 3) Memperkukuh ketahanan nasional, membina persatuan dan kesatuan bangsa, serta meningkatkan harkat martabat bangsa. Untuk mencapai itu harus secara bersama-sama dikuatkan tiga lingkup olahraga, yakni olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (PJOK) penting diajarkan di sekolah agar dapat menjaga kesehatan dan kebugaran peserta didik. Dr. Ary Moelyadi, M.Pd., Asisten Deputi Pengelolaan Olahraga Pendidikan, Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga, Kementerian Pemuda dan Olahraga mengatakan, Indonesia masih memiliki permasalahan olahraga pendidikan. Di antaranya kenakalan pelajar meningkat termasuk kebugaran rendah, olahraga belum menjadi gaya hidup lagi akibat pengaruh kemajuan teknologi (adanya games, media sosial, internet dan lain-lain), kurangnya fasilitas untuk PJOK dan ekstrakurikuler olahraga, serta kurangnya aktivitas fisik/olahraga untuk pelajar. Hal ini berakibat angka pelajar kategori sangat aktif hanya 2,1 persen. Dilihat dari derajat kebugaran jasmani yang baik sekali hanya 0,14 persen. Era industri 4.0 yang didominasi oleh penggunaan digital hampir merambah semua generasi, termasuk anak didik usia 15 tahun. Bonus demografi tahun 2020-2030 adalah usia produktif penduduk 15-65 tahun, namun faktanya produktivitas tersebut tidak didukung derajat kebugaran yang baik. Ini bisa berakibat generasi yang harusnya produktif menjadi nonproduktif. Dalam mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045, SDM Indonesia yang saat ini masuk kategori anak usia < 15 tahun nantinya akan menjadi pemimpin di berbagai sektor, baik pemerintah maupun swasta. Oleh karena itu, perlu disiapkan pemenuhan hak anak untuk tumbuh kembang, kesehatan, serta pendidikan karakter. Menurut UNESCO (1978) dalam International Charter of Physical Education and Sport, pendidikan jasmani adalah satu proses pendidikan seseorang sebagai individu atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan, dan pembentukan watak. Melalui aktivitas jasmani anak akan memperoleh berbagai macam pengalaman yang berharga untuk kehidupan seperti kecerdasan, emosi, perhatian, kerja sama, keterampilan, dan sebagainya. Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya, pendidikan jasmani bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada program sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk. Melalui pendidikan jasmani yang diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya. Lewat pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatanlah peserta didik menemukan saluran yang tepat untuk bergerak bebas dan meraih kembali keceriaannya sehingga pertumbuhan dan perkembangan terangsang secara menyeluruh. Jadi pendidikan olahraga berperan dalam menciptakan gerakan hidup aktif yang menyenangkan sekaligus membentuk insan yang melek jasmaniah dan juga berkarakter. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: